Sekilas.co – Dunia fashion selalu bergerak dinamis mengikuti tren dan musim. Setiap tahunnya, para desainer dari berbagai belahan dunia merancang koleksi busana yang menyesuaikan dengan musim seperti musim semi, panas, gugur, dan dingin. Inilah yang menciptakan siklus mode yang terus bergulir dan memengaruhi gaya berpakaian masyarakat global, termasuk di Indonesia.
Tren fashion musim semi panas biasanya menghadirkan warna-warna cerah, motif bunga, dan bahan yang ringan seperti katun atau linen. Sementara tren musim gugur dingin lebih didominasi oleh warna gelap, lapisan tebal, dan material hangat seperti wol atau kulit. Perbedaan ini tak hanya soal estetika, tapi juga fungsi yang disesuaikan dengan cuaca dan aktivitas.
Meskipun Indonesia tidak memiliki empat musim seperti negara subtropis, pengaruh fashion berbasis musim tetap terasa kuat. Brand lokal maupun internasional kerap menghadirkan koleksi Fall/Winter dan Spring/Summer yang disesuaikan dengan selera pasar tropis. Hal ini menunjukkan bahwa tren tidak selalu harus iklim-bergantung, melainkan juga budaya dan gaya hidup.
Menurut pengamat mode, tren fashion sangat dipengaruhi oleh banyak faktor seperti media sosial, selebriti, tren runway, hingga isu sosial. Saat ini, tren tak lagi ditentukan hanya oleh Paris atau Milan. TikTok dan Instagram bisa melahirkan tren baru dalam hitungan hari, ungkap Rika Mandasari, editor fashion dari sebuah majalah gaya hidup nasional.
Selain itu, tren musim juga berperan dalam membentuk industri. Retail dan brand fashion harus merancang, memproduksi, dan memasarkan koleksi sesuai musim yang ditargetkan. Ini menuntut kemampuan prediksi tren, perencanaan stok, hingga strategi kampanye yang tepat waktu agar tidak kehilangan momentum pasar.
Namun, muncul pula gerakan mode berkelanjutan yang mulai menantang siklus tren musiman ini. Banyak konsumen muda kini memilih gaya timeless (tak lekang waktu) agar lebih ramah lingkungan dan tidak cepat berganti model. Gaya ini tetap stylish, tetapi tidak bergantung penuh pada musim.
Meski demikian, tren dan musim tetap menjadi elemen penting yang menjaga semangat inovasi dan kreativitas dalam dunia fashion. Setiap musim membuka peluang baru bagi para desainer untuk bereksperimen dengan bentuk, warna, dan tekstur yang berbeda, menciptakan pengalaman visual yang segar bagi pecinta mode.
Dengan semakin terbukanya akses informasi global dan kesadaran akan gaya personal, masyarakat kini lebih bebas memilih untuk mengikuti tren musiman atau menciptakan gaya sendiri. Fashion tak lagi soal mengikuti arus, tapi bagaimana menjadikan tren dan musim sebagai alat ekspresi diri yang autentik.





