Sekilas.co – Istilah kesehatan kreatif semakin dikenal dalam diskusi kesehatan holistik modern. Tidak hanya penting bagi seniman atau pekerja seni, aktivitas kreatif kini diakui sebagai cara efektif untuk menjaga kesehatan mental, emosional, bahkan fisik. Seni telah menjadi medium penyembuhan dan pemulihan yang memberi manfaat nyata bagi kehidupan sehari-hari.
Menurut studi dari American Journal of Public Health, aktivitas kreatif seperti melukis, menulis, merajut, hingga bermain musik terbukti mampu menurunkan tingkat stres dan kecemasan. Aktivitas ini memicu pelepasan dopamin, hormon yang berperan dalam menciptakan perasaan senang dan puas. Dalam konteks kesehatan, ini membantu menjaga stabilitas emosi dan memperkuat daya tahan mental.
Di Indonesia, pendekatan kesehatan kreatif mulai diterapkan di berbagai komunitas dan rumah sakit jiwa. Beberapa fasilitas kesehatan telah menggunakan terapi seni sebagai pelengkap dalam perawatan pasien dengan gangguan kecemasan, trauma, dan depresi. Saat pasien sulit bicara, mereka bisa menggambarkan perasaannya lewat gambar atau tulisan. Ini jadi jembatan antara pikiran dan penyembuhan, ujar Psikolog Reni Kusuma dari RS Jiwa Cisarua, Bogor.
Tidak hanya untuk individu yang sedang menjalani terapi, kesehatan kreatif juga sangat berguna bagi siapa saja yang ingin menjaga keseimbangan hidup. Aktivitas seperti journaling (menulis jurnal harian), membuat kerajinan tangan, hingga bernyanyi atau bermain alat musik di rumah menjadi bentuk ekspresi yang dapat membantu mencegah burnout akibat rutinitas yang padat.
Dari sisi produktivitas, kesehatan kreatif juga memberi dampak positif. Banyak pekerja profesional melaporkan peningkatan fokus dan ide-ide segar setelah rutin melibatkan diri dalam kegiatan kreatif di luar pekerjaan utama. Hal ini mendukung konsep work life balance yang lebih sehat dan manusiawi, terutama di era digital yang penuh tekanan.
Beberapa komunitas seperti Ruang Ekspresi di Jakarta dan Seni Untuk Jiwa di Yogyakarta rutin mengadakan lokakarya dan kelas seni terbuka bagi masyarakat umum. Mereka menyediakan ruang aman untuk berekspresi tanpa takut dinilai. Kami percaya, semua orang bisa berkarya. Tidak harus sempurna, yang penting jujur dan menyehatkan batin, ujar Lala, pendiri komunitas Ruang Ekspresi.
Meskipun begitu, kesadaran akan pentingnya kesehatan kreatif masih tergolong rendah. Banyak orang merasa tidak berbakat atau tidak punya waktu untuk berkarya. Padahal, menurut para ahli, yang dibutuhkan hanyalah keberanian untuk mencoba dan ruang untuk mengekspresikan diri, bukan hasil karya yang sempurna.
Kesehatan kreatif adalah bagian dari perawatan diri yang terjangkau, fleksibel, dan menyenangkan. Di tengah hiruk-pikuk dunia yang serba cepat, meluangkan waktu untuk mencipta bisa menjadi bentuk penyembuhan yang sangat berarti. Tidak ada kata terlambat untuk mulai sebab ekspresi diri adalah hak semua manusia, dan seni bisa menjadi obat yang lembut namun ampuh.





