Sekilas.co – Fenomena gut-brain axis atau sumbu usus-otak semakin mendapat perhatian di dunia kesehatan modern. Para peneliti mengungkap bahwa kesehatan usus tidak hanya berpengaruh pada sistem pencernaan, tetapi juga berdampak besar pada kondisi mental dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Gut-brain axis adalah komunikasi dua arah antara sistem saraf pusat (otak) dan sistem pencernaan. Hubungan ini melibatkan berbagai mekanisme, termasuk saraf vagus, hormon, serta mikrobiota usus komunitas mikroorganisme yang hidup di saluran pencernaan manusia. Ketidakseimbangan mikrobiota dapat memicu gangguan pencernaan sekaligus masalah psikologis seperti kecemasan dan depresi.
Menurut Dr. Rizky Santoso, ahli gastroenterologi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Peranan mikrobiota usus sangat krusial dalam produksi neurotransmitter seperti serotonin, yang memengaruhi mood dan perilaku. Oleh karena itu, menjaga kesehatan usus sama pentingnya dengan menjaga kesehatan otak.
Studi terbaru menunjukkan bahwa pola makan yang kaya serat, probiotik, dan prebiotik dapat membantu menyeimbangkan mikrobiota usus dan meningkatkan fungsi gut-brain axis. Contohnya, konsumsi yogurt, kimchi, dan makanan fermentasi lainnya memiliki efek positif terhadap kesehatan mental dan fisik.
Selain diet, gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, manajemen stres, dan tidur yang cukup juga berperan penting dalam menjaga kesehatan sumbu usus otak. Stres kronis dapat mengganggu keseimbangan mikrobiota dan memperburuk kondisi kesehatan mental, jelas Dr. Rizky.
Gangguan pada gut-brain axis telah dikaitkan dengan berbagai penyakit, termasuk sindrom iritasi usus besar (IBS), depresi, kecemasan, dan bahkan gangguan neurodegeneratif seperti Alzheimer. Hal ini menegaskan pentingnya pendekatan holistik dalam menjaga kesehatan usus dan otak secara bersamaan.
Para ahli kini menganjurkan masyarakat untuk mulai memperhatikan pola makan dan gaya hidup sebagai langkah awal menjaga kesehatan gut-brain axis. Kampanye edukasi mengenai hubungan usus dan otak mulai digalakkan untuk meningkatkan kesadaran publik.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang gut-brain axis, diharapkan masyarakat dapat mengadopsi pola hidup yang mendukung kesehatan pencernaan dan mental secara bersamaan. Ini menjadi kunci penting untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencegah berbagai gangguan kesehatan yang kompleks.





