Sekilas.co – Di tengah tren busana muslim yang terus berkembang, semakin banyak anak kecil yang tampil mengenakan jilbab dengan gaya yang lucu, sopan, dan tetap sesuai usia. Pemandangan anak–anak perempuan berhijab kini semakin umum terlihat di sekolah, taman bermain, hingga media sosial. Bukan hanya sekadar penampilan, kehadiran mereka mencerminkan kecantikan yang terpancar dari kepolosan dan nilai kesantunan sejak dini.
Berjilbab pada anak kecil bukan hanya pilihan gaya, tetapi juga bentuk pengenalan pada nilai-nilai keagamaan dan budaya. Para orang tua yang mengajarkan anaknya untuk memakai jilbab sejak dini percaya bahwa kebiasaan baik ini dapat membentuk karakter anak secara positif. Mereka belajar tentang rasa malu, sopan santun, dan pentingnya menjaga diri dengan cara yang menyenangkan dan lembut.
Desainer busana muslim anak, Ria Mustika, menyebut bahwa jilbab anak kini hadir dalam desain yang lebih nyaman dan penuh warna ceria. Kita ingin agar anak–anak merasa senang dan percaya diri saat mengenakan jilbab. Karena itu, bahan yang digunakan harus lembut dan modelnya tetap playful, seperti dengan motif bunga, karakter kartun, atau warna pastel, ujarnya.
Media sosial juga berperan besar dalam menyebarkan inspirasi penampilan anak–anak berhijab. Banyak orang tua membagikan momen anak mereka saat tampil mengenakan jilbab dalam kegiatan harian, seperti sekolah, jalan-jalan, atau mengaji. Unggahan ini mendapat banyak respon positif karena menampilkan sisi manis dan menggemaskan anak–anak dengan balutan busana muslim yang sopan.
Menurut psikolog anak, dr. Mita Ardiyanti, mengenalkan jilbab sejak kecil dapat membantu anak memahami nilai spiritual secara bertahap tanpa tekanan. “Selama anak merasa nyaman dan tidak dipaksa, mengenakan jilbab bisa menjadi pengalaman positif yang memperkuat identitas dan rasa percaya diri mereka, jelasnya.
Meski demikian, pendekatan yang digunakan sangat penting. Para ahli menyarankan agar orang tua menanamkan kebiasaan berjilbab dengan cara yang menyenangkan, bukan sebagai kewajiban yang menakutkan. Anak yang merasa dihargai dan didukung cenderung memiliki hubungan yang lebih sehat terhadap ajaran agama yang diajarkan sejak kecil.
Kecantikan anak–anak yang memakai jilbab tidak hanya terlihat dari tampilan luar, tapi juga dari cara mereka bersikap ramah, sopan, dan percaya diri. Hal ini memperlihatkan bahwa nilai keagamaan dan estetika bisa berjalan beriringan, tanpa menghilangkan keceriaan khas dunia anak.
Pada akhirnya, mengenakan jilbab sejak usia dini bukan sekadar tentang menutup aurat, tapi juga tentang memperkenalkan makna kecantikan yang lebih luas keindahan perilaku, kedekatan spiritual, dan rasa nyaman dalam menjadi diri sendiri.





