Isu Sosial dan Lingkungan dalam Dunia Fashion yang Kian Mengkhawatirkan

unsplash.com/Ben Iwara

Sekilas.co – Industri fashion dikenal sebagai salah satu sektor kreatif terbesar di dunia, namun di balik gemerlapnya, tersimpan masalah serius terkait isu sosial dan lingkungan. Tren fast fashion yang mendorong produksi pakaian murah dalam jumlah besar menjadi sorotan utama karena dampaknya yang merugikan banyak pihak. Dari eksploitasi tenaga kerja hingga limbah tekstil yang menumpuk, fashion kini berada di persimpangan antara gaya hidup modern dan tanggung jawab moral.

Fenomena fast fashion membuat konsumen terbiasa membeli pakaian murah yang hanya digunakan sebentar, lalu dibuang ketika tren berganti. Data menunjukkan, jutaan ton limbah tekstil terbuang setiap tahun, mencemari lingkungan dan menambah beban tempat pembuangan akhir. Bahan sintetis yang sulit terurai juga menimbulkan polusi jangka panjang di tanah maupun laut.

Baca juga:

Selain masalah lingkungan, isu sosial juga muncul dari sisi tenaga kerja. Banyak pabrik tekstil di negara berkembang mempekerjakan buruh dengan upah rendah, bahkan dalam kondisi kerja yang tidak layak. Tragedi runtuhnya pabrik Rana Plaza di Bangladesh tahun 2013 menjadi bukti nyata bagaimana keselamatan pekerja sering diabaikan demi keuntungan besar industri mode.

Penggunaan bahan kimia berbahaya dalam proses pewarnaan kain juga menjadi masalah serius. Limbah cair dari pabrik tekstil kerap dibuang ke sungai tanpa pengolahan memadai, mencemari air bersih dan membahayakan ekosistem. Kondisi ini memperburuk krisis lingkungan yang sudah dihadapi banyak negara.

Namun, di tengah situasi tersebut, muncul gerakan sustainable fashion atau mode berkelanjutan. Konsep ini mendorong penggunaan bahan ramah lingkungan, daur ulang pakaian, serta sistem produksi yang lebih etis. Sejumlah brand ternama mulai mengadopsi langkah ini untuk mengurangi jejak karbon dan memberi kondisi kerja lebih baik bagi para buruh.

Para konsumen juga memiliki peran penting. Dengan memilih membeli pakaian secukupnya, mendukung produk lokal, hingga merawat pakaian agar lebih tahan lama, masyarakat bisa membantu mengurangi dampak buruk fashion terhadap lingkungan. Kesadaran konsumen menjadi kunci untuk mengubah arah industri ini ke jalur yang lebih bertanggung jawab.

Pemerintah dan organisasi internasional pun didorong untuk menetapkan regulasi yang lebih ketat, baik terkait standar lingkungan maupun perlindungan tenaga kerja. Tanpa aturan yang jelas, pelaku industri akan terus mencari cara untuk menekan biaya tanpa memikirkan dampaknya terhadap manusia dan alam.

Akhirnya, isu sosial dan lingkungan dalam fashion bukanlah sekadar persoalan industri, melainkan tanggung jawab bersama. Dengan kerja sama antara pemerintah, pelaku bisnis, dan konsumen, fashion dapat berkembang tidak hanya sebagai simbol gaya, tetapi juga sebagai wujud kepedulian terhadap keberlanjutan bumi dan kehidupan manusia.

Artikel Terkait