Sekilas.co – Di tengah banyaknya pilihan kuliner khas Indonesia, iga bakar tetap menjadi favorit di berbagai kalangan. Olahan daging iga sapi yang dibakar dengan bumbu rempah khas ini tidak hanya menawarkan rasa gurih manis yang menggugah selera, tapi juga tekstur lembut yang membuat siapa pun ingin kembali menyantapnya. Baik disajikan di restoran mewah maupun warung kaki lima, iga bakar selalu punya tempat tersendiri di hati pecinta daging.
Proses pembuatan iga bakar memang memerlukan waktu dan ketelatenan. Daging iga harus direbus terlebih dahulu selama beberapa jam agar empuk, lalu dimarinasi dengan campuran bumbu seperti kecap manis, bawang putih, ketumbar, dan merica. Setelah itu, daging dibakar di atas bara atau grill hingga permukaannya kecokelatan dan aromanya semakin menggoda. Sentuhan akhir berupa sambal, irisan tomat, dan lalapan menjadi pelengkap sempurna.
Menurut Chef Rendra Yulian, iga bakar mencerminkan kekayaan rempah dan teknik masak Indonesia. “Kunci kelezatan iga bakar terletak pada marinasi bumbu dan tingkat kematangan saat dibakar. Kalau terlalu cepat, teksturnya keras. Kalau pas, rasanya juicy dan bumbunya meresap sempurna,” ujarnya saat ditemui dalam acara Festival Kuliner Nusantara, Jumat (11/10).
Popularitas iga bakar pun semakin melejit seiring tren makanan berbasis daging sapi yang naik daun. Di banyak kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, berbagai restoran spesialis iga bermunculan. Beberapa bahkan menawarkan inovasi seperti iga bakar madu, iga bakar sambal matah, hingga iga bakar ala Korea dengan tambahan saus khas.
Namun, meskipun tampak sederhana, iga bakar juga memiliki nilai gizi yang tinggi. Kandungan protein dari daging sapi sangat baik untuk membangun otot, ditambah zat besi yang penting untuk kesehatan darah. Meski demikian, konsumsinya tetap perlu dibatasi karena kadar lemak dan kolesterolnya bisa cukup tinggi jika dikonsumsi berlebihan.
Bagi pelaku UMKM kuliner, menu iga bakar juga terbukti memiliki daya tarik tersendiri. Selain mudah dikreasikan, permintaan pasar terhadap menu ini cenderung stabil, bahkan meningkat pada akhir pekan atau momen liburan. Tak jarang, inovasi dalam penyajian menjadi daya jual unik yang menarik perhatian konsumen.
Di media sosial, iga bakar juga kerap muncul sebagai konten viral. Video proses memasak yang menunjukkan lelehan bumbu di atas daging panas atau suara desisan saat dibakar berhasil menciptakan sensasi ASMR yang menggoda. Hal ini turut berkontribusi pada meningkatnya minat masyarakat untuk mencicipi atau bahkan mencoba memasaknya sendiri di rumah.
Dengan cita rasa yang kaya, tekstur daging yang lembut, dan tampilan yang menggoda, iga bakar pantas disebut sebagai salah satu kuliner unggulan Indonesia. Tak hanya memanjakan lidah, iga bakar juga menjadi bukti bahwa makanan tradisional bisa terus relevan dan diminati di tengah gempuran kuliner modern.





