Fashion dalam Konteks Ekonomi Peran Dampak dan Peluang di Era Industri Kreatif Global

foto/istimewa

sekilas.coFashion bukan hanya sekadar tentang gaya berpakaian atau tren penampilan semata, tetapi juga merupakan salah satu sektor ekonomi paling dinamis dan bernilai tinggi di dunia. Dalam konteks ekonomi modern, industri fashion menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi kreatif, membuka lapangan kerja, menciptakan inovasi, serta memberikan kontribusi signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB) di berbagai negara. Industri ini mencakup seluruh rantai nilai, mulai dari desain, produksi, distribusi, hingga pemasaran, yang saling terhubung dalam ekosistem bisnis global. Di era digital seperti sekarang, fashion bahkan menjadi simbol kekuatan ekonomi kreatif yang menggabungkan estetika, budaya, dan teknologi.

Industri fashion memiliki karakteristik unik dibandingkan sektor ekonomi lainnya. Ia bergantung pada kreativitas dan persepsi nilai, bukan semata pada bahan mentah atau teknologi. Ketika seorang desainer menciptakan busana, nilai ekonomi tidak hanya terletak pada kain atau benang yang digunakan, melainkan pada konsep, keunikan desain, dan citra merek yang berhasil dibangun. Inilah yang membuat fashion menjadi produk ekonomi dengan nilai tambah tinggi. Produk-produk dari merek ternama seperti Chanel, Louis Vuitton, Gucci, dan Dior tidak hanya dijual karena kualitas materialnya, tetapi juga karena citra prestise dan status sosial yang melekat padanya. Fenomena ini menunjukkan bahwa fashion telah menjadi instrumen ekonomi yang menggabungkan seni, budaya, dan strategi bisnis.

Baca juga:

Di tingkat global, industri fashion diperkirakan bernilai lebih dari $1,7 triliun per tahun, menjadikannya salah satu sektor ekonomi terbesar di dunia. Ribuan perusahaan terlibat dalam rantai pasok yang panjang, mulai dari produsen bahan baku di negara berkembang hingga butik mewah di kota metropolitan. Negara seperti Tiongkok, Bangladesh, dan Vietnam berperan besar dalam sektor manufaktur tekstil, sementara pusat mode dunia seperti Paris, Milan, London, dan New York menjadi penggerak tren serta inovasi desain. Hubungan ekonomi antara negara produsen dan negara konsumen menunjukkan bagaimana fashion menciptakan ekosistem ekonomi global yang saling bergantung dan terus berkembang mengikuti permintaan pasar.

Dalam konteks ekonomi nasional, fashion juga berperan penting dalam menggerakkan sektor ekonomi kreatif. Di Indonesia, misalnya, subsektor fashion menyumbang lebih dari 18% terhadap total kontribusi ekonomi kreatif nasional, menjadikannya penyumbang terbesar setelah kuliner. Banyak desainer lokal berhasil menembus pasar internasional berkat karya yang mengangkat unsur budaya, seperti batik, tenun, dan songket. Hal ini membuktikan bahwa fashion bukan hanya persoalan estetika, melainkan juga alat diplomasi ekonomi dan budaya yang dapat memperkuat citra bangsa di mata dunia. Pemerintah pun mendukung pengembangan industri ini melalui berbagai program, seperti pelatihan wirausaha kreatif, pameran mode, dan kerja sama antarindustri.

Selain menciptakan nilai ekonomi langsung, fashion juga memiliki dampak ekonomi turunan yang besar. Misalnya, industri ini menciptakan peluang bagi sektor lain seperti tekstil, logistik, periklanan, fotografi, teknologi digital, hingga pariwisata. Sebuah pergelaran busana (fashion show) besar dapat menarik wisatawan, media, dan investor, yang semuanya memberikan dampak ekonomi bagi kota penyelenggara. Di era media sosial, fashion influencer dan konten kreator juga memainkan peran ekonomi baru dengan mempromosikan merek dan tren melalui platform digital. Fenomena ini melahirkan ekonomi baru yang dikenal sebagai digital fashion economy, di mana promosi, penjualan, dan konsumsi produk mode dilakukan secara daring dengan skala global.

Namun, di balik kontribusinya yang besar, industri fashion juga menghadapi tantangan serius dalam konteks ekonomi berkelanjutan. Salah satu isu utama adalah fast fashion, yaitu sistem produksi dan konsumsi pakaian cepat dengan harga murah yang mendorong pemborosan sumber daya dan peningkatan limbah tekstil. Fast fashion memicu overproduksi dan eksploitasi tenaga kerja di beberapa negara berkembang, sehingga memunculkan pertanyaan tentang etika dan tanggung jawab sosial dalam bisnis fashion. Akibatnya, muncul gerakan baru yang disebut sustainable fashion, yaitu pendekatan ekonomi yang menekankan pada efisiensi sumber daya, keadilan sosial, dan kelestarian lingkungan. Banyak merek kini beralih ke bahan daur ulang, proses produksi ramah lingkungan, serta model bisnis berbasis ekonomi sirkular untuk menjaga keseimbangan antara keuntungan dan tanggung jawab sosial.

Transformasi digital juga membawa perubahan besar terhadap cara kerja ekonomi fashion. Teknologi seperti Artificial Intelligence (AI), Augmented Reality (AR), dan e-commerce telah mengubah cara konsumen berinteraksi dengan produk mode. Platform daring memungkinkan pembeli melihat, mencoba, dan membeli produk dari seluruh dunia tanpa batas geografis. Di sisi lain, data besar (big data) membantu merek fashion memahami perilaku konsumen dan mengoptimalkan strategi pemasaran. Tren baru seperti digital fashion dan NFT clothing juga mulai menciptakan nilai ekonomi di dunia virtual, di mana pakaian digital bisa dijual dan dikenakan dalam ruang metaverse. Dengan demikian, ekonomi fashion kini bergerak menuju era baru yang lebih inovatif dan berbasis teknologi.

Secara keseluruhan, fashion dalam konteks ekonomi tidak hanya berperan sebagai sektor konsumtif, tetapi juga sebagai motor pertumbuhan ekonomi kreatif yang menggabungkan seni, bisnis, dan teknologi. Ia menciptakan lapangan kerja, memperkuat budaya, dan membangun daya saing global suatu negara. Namun, agar industri ini berkelanjutan, perlu keseimbangan antara inovasi, etika, dan tanggung jawab lingkungan. Masa depan ekonomi fashion akan ditentukan oleh kemampuan industri untuk beradaptasi dengan perubahan gaya hidup, kemajuan teknologi, dan tuntutan konsumen yang semakin sadar akan nilai sosial dan ekologis. Dengan pendekatan yang inklusif dan berkelanjutan, fashion dapat terus menjadi kekuatan ekonomi yang tidak hanya menguntungkan, tetapi juga memperkaya kehidupan manusia secara global.

Artikel Terkait